"Mengasihi dan menghormati ayah dan ibu adalah bagian integral dalam mengasihi dan menghormati Sang Khalik."
"Seorang ayah dan ibu adalah sosok pribadi yang akan terus ada sebab ia berasal dari prakarsa Sang Khalik sendiri untuk menjaga kita pada saat memulai kehidupan."
"Sang Khalik telah menciptakan pikiran seorang ayah dan perasaan seorang ibu sebagai perpaduan kehidupan manusia yang seimbang."
"Kebaikan yang kita lakukan janganlah kiranya kebaikan yang dibuat-buat, tetapi harus mengalir dari kasih yang murni; Dan ini hanya dapat dilakukan dengan pimpinan dan pertolongan dari Sang Khalik."
"Jika kita mau menelusuri lebih dalam, kerapkali kita menjumpai adanya motivasi terselubung dalam setiap amal kebajikan yang kita buat."
"Kriteria kebajikan bukanlah menurut diri kita sendiri, melainkan harus berlandaskan pada pikiran dan perasaan Sang Khalik."
"Diperlukan kerelaan hati untuk mau berubah."
"Orang tua dan anak yang dewasa memikul beban yang sama, meskipun masing-masing berbeda peranan."
"Mengasihi Sang Khalik hanya dengan pengetahuan saja tidak cukup tanpa mengasihi-Nya sepenuh hati dan jiwa."
"Pusat dan cara pandang kita mengenai tubuh dan jiwa akan mempengaruhi prioritas kehidupan manakah yang akan kita utamakan; Apakah berpusat pada tubuh yang berjiwa atau pada jiwa yang bertubuh."
"Hati kita sudah gelap, sehingga pertimbangan kita menjadi relatif terhadap hal yang baik/jahat menurut ukuran sendiri. Hanya terang dari Sang Khalik yang dapat menyinari hati kita untuk dapat mengetahui kebenaran yang sejati."
"Belajar mengenal dengan benar terhadap pribadi Sang Khalik adalah langkah awal untuk mengasihi-Nya."
"Kasih Sang Khalik menyeluruh dalam semua aspek hidup manusia."
"Sang Khalik yang Mahakasih adalah juga yang murka terhadap ketidaktepatan."
"Banyak orang mau percaya pada Sang Khalik, tetapi tidak mau membayar harga kesulitan dalam mengikuti-Nya."
"Pengertian seseorang terhadap baik dan jahat akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil keputusan."
"Pada dasarnya tujuan hidup manusia adalah untuk belajar mengenal Sang Khalik secara pribadi melalui pengalaman hidup."
"Mengetahui sesuatu bukan berarti telah menerapkannya. Banyak orang merasa sudah cukup tahu tentang kebenaran, tetapi bukan berarti telah hidup dalam kebenaran itu."
"Dua sisi tanggung jawab kita sebagai manusia, mengasihi Sang Khalik dan ciptaan-Nya."
"Mengasihi Sang Khalik dengan tulus hati tanpa amarah, prasangka, dan kecewa."
"Prasangka terhadap Sang Khalik biasanya timbul dari pengertian yang keliru, tidak lengkap, dan disertai penghakiman "lebih tahu".
"Setelah menerima anugerah keselamatan dari Sang Khalik, kita memiliki tanggung jawab untuk hidup secara benar di hadapan-Nya."
"Kita memberontak dan menolak pribadi Sang Khalik ketika kita berbuat dosa."
"Mencari Sang Khalik harus sampai ke dalam roh dan batiniah yang terdalam, tidak cukup berhenti sampai level tubuh jasmaniah saja."
"Warisan orang tua yang terbaik bagi anaknya adalah teladan hati yang takut dan gentar akan Sang Khalik."
"Segala pengalaman, pengetahuan, dan kekayaan bukanlah hal yang harus dibanggakan karena ini adalah karunia dan sarana dari Sang Khalik untuk melayani sesama manusia."
"Informasi yang kurang lengkap dapat menyebabkan salah pengertian dan penilaian terhadap orang lain."
"Menjalani hidup di dunia ini sukar dan melelahkan. Jika tidak, pasti berbahaya."
"Sang Khalik mendidik ciptaan-Nya dalam berbagai aspek kehidupan."
"Kecenderungan sebagian orang untuk menghakimi dan menghukum telah mengambil alih wewenang yang hanya boleh dilakukan oleh Sang Khalik."
"Tes nurani: Pikiran apakah yang pertama kali timbul dalam benak jika mendengar kabar bahwa orang yang tidak kita sukai mendapat celaka?" Sebagian besar akan "bersyukur" dalam hati kecilnya meskipun tidak terucap dalam kata. Apakah perasaan itu sejalan dengan Sang Khalik?
"Kebenaran dan kasih harus berjalan beriring bersama selalu. Kebenaran tanpa kasih atau kasih tanpa kebenaran akan pincang."
"Emosi yang benar dasarnya adalah pengenalan akan Sang Khalik secara benar. Namun, pengetahuan akan Sang Khalik, belum tentu membuahkan emosi yang benar jika tidak dihayati."
"Semakin berlambat-lambat, semakin susah berubah karena cenderung mengeraskan hati."
"JIka seseorang merasa sudah berbuat baik atau berjasa atau berarti dengan memberi bantuan uang, tenaga, dan waktu pada orang lain sebenarnya itu tidak berkenan oleh Sang Khalik jika motif dan tujuannya adalah pemuliaan/pencitraan diri walau sedikitpun atau tanpa disadari."
"Motif dalam memberi sesuatu adalah tergerak dan belas kasihan (compassion) yang bukan timbul karena perasaan melankolis/romantis sesaat belaka. Dasar untuk memberi adalah melihat dengan hati nurani yang diterangi oleh Sang Khalik terhadap kebutuhan orang lain."
"Apa yang ada di jiwa dapat terlupakan, tetapi apa yang masuk ke dalam hati nurani seseorang akan dibawa sampai kekekalan dan tidak akan terlupakan."
"Kita menipu diri dan bersikap kurang ajar terhadap Sang Khalik tatkala kita menyangka telah memberikan sesuatu yang terbaik kepadaNya. Padahal, yang kita berikan adalah sisa dan remah-remah belaka."
"Secara tidak sadar terkadang kita "memaksa" Sang Khalik mengabulkan permohonan doa-doa kita dengan berbagai argumen yang seolah-olah lebih bijaksana dari keputusan Sang Khalik."
"Kita berubah menjadi “kejam”, marah, dan mencurigai Sang Khalik ketika Sang Khalik tidak mengabulkan doa-doa kita."
"Opini seseorang bisa berubah seiring dengan bertambahnya pengetahuan & pengertian. Oleh karenanya, manusia tidak bisa menilai sesamanya dengan akurat. Hanya Sang Khalik yang sempurna dan tidak berubah dapat menilai segala sesuatu dengan tepat dan benar."
"Segala kesempatan dan kebebasan yang diberikan oleh Sang Khalik kepada kita harus dipergunakan untuk mengasihi Sang Khalik dan sesama manusia. Kebebasan manusia di hadapan Sang Khalik adalah kebebasan yang bertanggung jawab dan terbatas."
"Kita tidak sadar telah jatuh dalam keangkuhan dan aktualisasi diri sampai segala sesuatunya harus "dilepas" oleh Sang Khalik."
"Sang Khalik adalah Sang Kasih."
"Sang Khalik adalah Sang Kebenaran yang Sejati."
"Hati manusia begitu licik sampai-sampai tidak menyadari kalau sudah ditipu oleh dirinya sendiri. Bahkan, dalam setiap apa yang dapat disebut sebagai kebaikan atau amal yang secara sadar dilakukan pun sudah beralih secara tidak sadar menjadi "kesenangan" dan kenyamanan untuk diri sendiri."
"Secara tidak sadar kita berdoa untuk orang lain pun sebenarnya tujuannya adalah untuk kembali pada keamanan dan keselamatan diri sendiri."
"Manusia cenderung "protes" kepada Sang Khalik pada saat penderitaan melanda dirinya dan dengan sikap hati yang berat "terpaksa" bersyukur dalam ketidakmengertiannya."
"Motivasi dalam menolong orang lain kiranya bukan untuk ditolong kembali atau mendapatkan suatu pahala, tetapi harus mengikuti jejak teladan Sang Khalik yang Maha Kasih."
"Cara pandang batiniah yang diubah secara benar dengan pertolongan Sang Khalik adalah cara terbaik untuk mengatasi banyak masalah yang melelahkan jiwa. Dengan kata lain, kita terlalu sibuk dan menjadi lelah mengurusi banyak masalah, tetapi yang sebenarnya diperlukan adalah mengubah cara pandang yang sesuai dengan cara pandang Sang Khalik."
"Motivasi diri yang bertujuan untuk menonjolkan gambaran diri adalah sebuah kebohongan."
"Tidak mudah percaya pada kutipan atau pernyataan yang menjatuhkan orang lain, meskipun dilakukan dengan cara yang santun karena kita tidak selalu tahu maksud apa yang ada di baliknya."
"Jika melakukan hal-hal rohaniah dirasa sebagai beban dan kewajiban, pikirlah semuanya itu sebagai suatu anugerah dan kesempatan dari Sang Khalik untuk mengambil bagian di dalamnya."
"Tidak semua pertanyaan pergumulan jiwa dapat terjawab dalam hidup sekarang ini. Dalam keadaan seperti itu, diperlukan sikap hati tunduk, rela, taat, dan setia mengabdi pada Sang Khalik.
"Cara kerja Sang Khalik berlainan dengan cara pikir manusia."
"Baiklah kita mengingat kembali bahwa seperti adanya hukum aksi-reaksi dalam aspek fisika, demikian juga adanya hukum tabur-tuai dan sebab-akibat dalam aspek metafisika."
"Menarik kesimpulan yang terlalu cepat tanpa observasi dan informasi yang lengkap cenderung salah."
"Persepsi dan logika harus tunduk pada kebenaran Sang Khalik."
"Tanpa disadari kita sering menghakimi dan memandang rendah sesama manusia dengan tatapan mata atau sikap dan gerakan tubuh tertentu."
"Merasa lebih rohani karena lebih banyak beramal daripada orang lain adalah sia-sia di hadapan Sang Khalik."
"Melakukan suatu amal kebaikan bukanlah untuk mendapat pahala, tetapi karena hal itu sudah merupakan kehendak Sang Khalik."
"Sang Khalik bukan saja penopang kehidupan, tetapi kehidupan itu sendiri."
"Sang Khalik tidak dapat "dimanipulasi" dengan tindakan "tricky" manusia."
"Adalah celaka bila kita merasa sudah berjalan dalam Jalan Sang Khalik, padahal telah melenceng."
"Adalah celaka bila percaya pada sesuatu berlandaskan ilusi diri."
"Seperti slogan "Bhinneka Tunggal Ika" atau keberagaman dalam kesatuan adalah metode kerja yang sesuai dan dikehendaki Sang Khalik bagi semua makhluk ciptaanNya."
"Seorang guru akan diam pada saat muridnya mengerjakan ujian, namun tetap dipantau. Jika hidup mengalami ujian dan seolah Sang Khalik nampak diam, ingatlah kita tidak terlepas dari pantauan Sang Khalik."
"Kiranya semua mahkluk mengasihi Sang Khalik."
"Manusia sering berdoa untuk melayani kepentingan diri sendiri, seakan-akan lupa atau tidak tahu jika Sang Khalik adalah Majikan Agung yang seharusnya dilayani dengan takut dan gentar."
"Manusia sering lupa atau tidak tahu akan atribut dosa yang melekat pada dirinya, sehingga tidak mengetahui kebutuhan utamanya di hadapan Sang Khalik adalah pengampunan dosa."
"Mengucap syukur kepada Sang Khalik bukan karena kita lebih baik daripada orang lain, tetapi semata-mata karena kasih dan anugerahNya saja."
"Tindakan kebaikan harus disertai dengan ketepatan menurut standar Sang Khalik."
"Di penghujung hidup, prioritas seseorang biasanya berubah."
"Pengenalan seseorang pada Sang Khalik akan membuatnya semakin mengenali diri sendiri."
"Melepaskan hak kita untuk orang lain adalah sangat tidak mudah, tetapi tetap harus dilakukan di hadapan Sang Khalik."
"Kabar buruk: setiap kejahatan yang dilakukan oleh seseorang pasti membawa korban bagi orang lain.
Kabar baiknya: setiap kebaikan yang dilakukan oleh seseorang pasti membawa kebaikan juga bagi orang lain."
"Selama manusia belum berdamai dengan Sang Khalik, maka damai dengan sesama adalah damai yang palsu."
"Seseorang bisa memamerkan diri dengan kesombongannya, tetapi bisa juga dengan 'kerendahatiannya'."
"Seseorang yang mengajak orang lain untuk membenci dan menghasut seseorang, kelak akan menimpa dirinya sendiri."
"Sang Khalik yang Sejati adalah Pribadi yang seringkali dihina dan diolok oleh ciptaan-Nya sendiri, tetapi tetap mengasihi."
"Dalam hidup ini, berikan selalu rasa syukur, hormat, dan pujian kepada Sang Khalik yang Sejati."
"Motivasi memberi bukan karena ingin:
- "menabung" pahala;
- dijauhkan dari masalah;
- mendapat "keuntungan balik";
- kepuasan diri karena sudah menjalankan ritual agama;
- dianggap saleh atau merasa lebih saleh dari orang lain yang tidak memberi atau yang memberi lebih sedikit;
- aktualisasi diri.
"Motivasi memberi haruslah karena Sang Khalik yang adalah Kasih."
"Banyak tugas 'PR' yang telah diberikan oleh Sang Maha Guru yang belum kita kerjakan."
"Naluri kejahatan yang ada dalam hati manusia adalah bukti bahwa gambar manusia telah rusak berdosa. Hanya kasih karunia dari Sang Khalik yang dapat menolong kita mengubahnya menjadi naluri kebaikan illahi."
"Jika naluri kejahatan masih mengalir dengan sendirinya dalam hati manusia, itu bukti kita belum berubah. Jika naluri kebaikan sudah mengalir dengan sendirinya, itu tanda proses perubahan menuju kedewasaan illahi."
"Tidak dapat dipungkiri, rancangan Sang Khalik dalam hidup manusia terkadang harus melalui penderitaan. Namun demikian, ada satu hal yang juga tidak dapat dipungkiri, yakni di dalam penderitaan yang diijinkan terjadi selalu ada mutiara hikmah yang dapat dipetik jika seseorang tidak menjadi lemah dan putus asa untuk melihat dan mengambilnya."
"Diperlukan sikap hati yang rela dan taat untuk dapat menerima dan menjalanani penderitaan. Namun, ingatlah bahwa setiap peristiwa itu selalu dilandasi oleh kasih Sang Khalik yang bagi sebagian besar orang sangat sulit menerimanya karena tidak masuk logika."
"Gejolak di bumi ini menandakan bumi sedang menunjukkan wajah terakhirnya (yang akan binasa)."
"Seindah apapun suatu tempat di bumi ini, jika ditinggalkan oleh Sang Khalik, pastilah binasa."
"Sama seperti anugerah yang diterima seseorang dalam sukacita, Sang Khalik juga memberikan anugerah kekuatan untuk dapat menanggung penderitaan."
"Di balik ketidakrelaan atau persungutan dalam memberi uang, sebenarnya itu karena kita memiliki agenda pribadi tersendiri yang tidak atau belum terwujud saat ini. Betapa liciknya hati."
"Langkah pertama untuk mematikan dosa adalah minta kekuatan pertolongan dari Sang Khalik dan membuang pemicu utamanya."
"Kita cepat dan sering sekali berbuat dosa, tetapi lambat dan nyaris tidak pernah berbuat baik dengan standar kebaikan Sang Khalik."
"Jika kebanyakan orang seolah-olah menjauh dan tidak peduli atas penderitaan yang sedang kita alami, kemungkinan besar karena mereka tidak tahu bagaimana merespon atau memberi perlakuan yang tepat terhadap kita."
"Kebanyakan orang merasa telah peduli dengan sesamanya hanya dengan memberi uang, lalu merasa bebas dari tanggung jawab moral yang lain."
"Jangan 'meninju angin' dalam memberi, akhirnya sia-sia dan kelelahan sendiri. Memberi sedekah juga diperlukan kebijaksanaan, yaitu kepada siapa, kapan, dan jumlahnya yang sesuai."
"Pemerintahan yang menjalankan keadilan dan kebenaran di hadapan Sang Khalik akan langgeng."
"The truth, do you care to know?"
"Mengasihi hingga terluka; itulah kasih Sang Khalik bagi umat manusia yang berdosa."
"Apa yang saya anggap sebagai kebanggaan diri belum tentu diniilai sama oleh orang lain."
"Mengacu pada diri sendiri sangatlah relatif. Mengaculah pada Sang Khalik, Sang Kebenaran Sejati."
"Hal yang tidak kita sukai pada orang lain, jangan-jangan adalah cerminan buruk diri sendiri."
"Motivasi tidak berbuat dosa adalah bukan karena takut dihukum, tetapi karena tidak mau melukai hati Sang Khalik."
"Si aku yang jahat dalam diri kita baru akan muncul ke permukaan pada saat terkondisi dengan masalah."
"Pada saat terkondisi oleh masalah, kecenderungan diri adalah menyalahkan orang lain, bahkan Sang Khalik."
"Sebuah pertanyaan atau pernyataan yang ditujukan pada seseorang akan ditanggapi dengan negatif, jika ia sudah terlebih dulu diwarnai dengan perasaan antipati."
"Orang lain dapat menilai dan menghakimi kita secara salah hanya dengan melihat sepintas. Perlu observasi dan penilaian dari sudut pandang Sang Khalik."
"Sebagian orang mau menunjukkan 'kekuatannya' dengan amarah."
"Semua orang cenderung mau menunjukkan sesuatu yang dirasa 'hebat' oleh dirinya, tetapi belum tentu di mata orang lain."
"Perbuatlah segala sesuatu yang menyenangkan hati Sang Khalik."
"Mempertahankan kepercayaan dan kesetiaan sampai akhir kepada Sang Khalik adalah tidak mudah. Namun, harus terus diperjuangkan."
"Sang Khalik tidak dapat "disuap" dengan perbuatan baik manusia yang motivasinya ternyata hanya untuk kenyamanan diri sendiri saja."
"Tanpa hadirnya Sang Khalik, Sang Terang, maka segala sesuatu menjadi gelap, termasuk hati manusia."
"Berbagilah harta selagi sehat dan mampu, sebab akan ada waktunya kita tidak dapat melakukannya lagi ketika sedang sakit menuju ajal."
"Kita tidak akan mengerti apa itu arti pertolongan dan kasih setia dari Sang Khalik, jika tidak mengalami himpitan dan penderitaan."
"Jalan Sang Khalik penuh penderitaan; jalan dunia penuh kesenangan."
"Lebih baik berada dalam badai bersama Sang Khalik daripada kenyamanan dengan yang lain. Ini sesuatu yang mudah diucapkan, sungguh tidak mudah dilakukan."
"Mengenal Sang Khalik = mengenal hikmat kebijaksanaan."
"Seseorang yang pernah diijinkan mengalami 'near death experience', akan lebih menghargai Sang Kehidupan, Sang Khalik."
"Manusia memiliki kecenderungan menghakimi sesama dengan pikirannya. Namun, pada akhirnya penghakiman yang sama pula akan diukurkan dan ditimpakan pada diri sendiri."
"Perbuatan baik yang dilakukan karena semata-mata takut akan karma atau takut dihukum oleh Sang Khalik jika tidak melakukannya, bukanlah lahir dari sikap hati yang tulus kasih."
"Expect nothing in return."
"Meskipun sudah sangat berhati-hati, tetapi tetap saja bisa meleset. Manusia sangat lemah dan terbatas. Harus ada pertolongan dari Sang Khalik."
"Membandingkan dengan berlebihan berujung pada menjelekkan dan malah dapat membenci."
"Seseorang harus memiliki kepekaan untuk membedakan semua suara yang timbul dalam hati karena tidak selamanya semua suara yang timbul itu benar. Cara praktis untuk mengujinya, lihat motivasi yang terkandung jauh di dalamnya, apakah sesuai dengan pikiran dan perasaan Sang Khalik atau tidak. Jika tidak sesuai, buanglah segera, meskipun sepertinya ada alasan untuk pembenaran diri."
"Jika seseorang merasa telah mengasihi Sang Khalik, tetapi membenci sesamanya, maka ia telah ditipu perasaannya sendiri. Mengasihi Sang Khalik dan mengasihi sesama harus berjalan paralel."
"Sebaik-baiknya moral kebaikan manusia, ada celah untuk jatuh. Acuan utama moralitas seharusnya adalah berpadanan dengan hati Sang Khalik."
"Jika seseorang menjadi malas berdoa atau doa menjadi sebuah beban, maka ada sesuatu yang salah dalam dirinya. Umumnya terjadi karena dalam pikiran ada hal lain yang lebih menarik perhatiannya daripada Sang Khalik atau perhatiannya telah tercuri tanpa disadari."
"Kita bersyukur karena Sang Khalik bukan hanya Maha Pribadi yang dapat menghidupkan, tetapi juga dapat "mematikan."
"Berbuat kebajikan tidak sama dengan mengumpulkan 'point' yang kelak bisa ditukar dan digunakan."
"Berbuat kebajikan tidak selalu akan menerima kebajikan kembali. Namun, ini bukan alasan untuk tidak berbuat kebajikan. Ini adalah tugas, tanggung jawab, dan kewajiban yang harus dikerjakan dengan rela dan bersyukur di hadapan Sang Khalik."
"Semua materi dunia fana yang nampak ini hanyalah sarana saja untuk mencapai tujuan akhir kekal yang tak nampak, yaitu keselamatan jiwa dan roh dari Sang Khalik."
"Sudah sepatutnya kita berlindung kepada Sang Khalik dalam segala hal, tetapi motivasi beribadah yang hanya karena mau 'cari aman' sendiri atau karena takut ditimpa 'malapetaka', tidaklah pantas."
"Hendaklah semua manusia menghormati Sang Khalik melalui pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatannya."
"Hendaklah manusia juga tidak menjahati sesamanya dengan pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatannya."
"Jika seseorang mendapat penghakiman dan penghukuman dari Sang Khalik, ingatlah bahwa itu selalu dilandasi atas kasih dan kebijaksanaan-Nya."
"Waktu kita mengerjakan suatu hal, pastikan itu berguna bagi sesama dan tidak merugikan orang lain."
"Berdoa dan 'membaca' doa. Terdengar serupa, tetapi bisa tidak sama. Tergantung bagaimana memaknainya."
"Doa adalah salah satu bentuk ungkapan kasih."
"Di mana fokus dan tujuan hatimu menentukan ketulusan jiwamu."
"Pribadi Sang Khalik adalah berkat dan anugerah sesungguhnya dalam hidup manusia."
"Sungguh indah orang yang mengajak sesamanya untuk mengenal dan bersekutu dengan Sang Khalik."
"Hal fana dunia yang sangat diperjuangkan sekarang untuk mendapatkannya, kelak akan sirna dan dibuang. Kejarlah kasih dan pengenalan kepada Sang Khalik, hal yang bernilai kekal dan yang tidak akan sirna."
"Untuk mengambil suatu keputusan, ingatlah selalu bahwa hal itu haruslah sesuai dengan jalan kebenaran Sang Khalik serta menyenangkan hatiNya, bukan hati kita."
"Manusia, hewan, tumbuhan, dan bumi semakin tua. Semua ada akhirnya; setidaknya sedang menuju ke sana."
"Melakukan kewajiban hukum, bahkan melakukan kebaikan pun adalah semu jika motivasinya hanya agar batin merasa "terpuaskan", "aman", dan berharap mendapat pahala dari Sang Khalik."
"Bagi manusia yang telah "jatuh", berbuat kebaikan tidak datang secara natural, tetapi harus diperjuangkan dan perlu pertolongan dari Sang Khalik."
"Berhati-hati dan berjaga-jaga selalu terhadap bahaya dari si jahat yang tak nampak, yang menyerang, serta menghasut hati dan pikiran."
"Terdapat perbedaan yang sukar terlihat antara menderita bagi orang lain dan menyiksa diri sendiri agar batin merasa puas."
"Disadari atau tidak, terkadang kita secara licik "menyuap" Sang Khalik dengan pura-pura berbuat baik atau kerendahan hati yang dibuat-buat agar nantinya memperoleh berkah."
"Wahai para content creator, apakah content-mu ditujukan untuk kepentingan orang lain, atau jati diri, atau campuran dari keduanya?"
"Pintu-pintu hati yang 'terkunci', kadang-kadang harus 'didobrak' agar kebenaran dapat masuk."
"Pengampunan menuntut pengorbanan."
"Di luar Sang Khalik, kesenangan yang berlebihan mengandung kebahayaan."
"Istilah 'dosa' tidak disukai dan dihindari banyak orang karena hal itu menuntut pertanggungjawaban dirinya di hadapan Sang Khalik. Mereka lebih suka menyamarkannya dengan istilah kesalahan umum yang tidak berdampak kekekalan, yang manusiawi, yang wajar, dan yang bisa ditoleransi. Namun, ini semua bentuk penipuan diri. Orang yang hidup dalam kegelapan dosa tidak suka akan terang. Dosa dipilih karena hal itu menarik. Mereka akan membelenggu kita sampai kita binasa secara jiwa dan raga."
"Kejahatan adalah bukti bahwa dosa itu nyata."
"Pada hakekatnya, manusia harus menjauhi dosa, tetapi hanya Sang Khalik-lah satu-satunya Pribadi yang dapat melepaskan kita dari ikatan dosa."
"Godaan datang dari luar, dosa datang dari dalam."
"Prinsip duniawi: simpan uang sebanyak-banyaknya untuk sendiri;
prinsip surgawi: bersedekah sebanyak-banyaknya untuk sesama."
"Banyak kali kita berdoa, bahkan seperti berserah agar segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Sang Khalik. Namun, jujur di hati kecil kita masih ada harapan kalau kehendak-Nya justru sesuai dengan kehendak kita."
"Motif berbuat baik supaya diselamatkan berbeda dengan motif berbuat baik karena telah diselamatkan oleh Sang Khalik. Yang satu sebagai syarat, yang satunya lagi sebagai bentuk ucapan syukur."
"Berbuat baik adalah sebuah panggilan surgawi dari Sang Khalik karena hal itu menggambarkan hati-Nya sendiri."
"Perbuatan baik adalah tanda identitas sejati dari seseorang yang telah mengalami pertolongan dan kasih karunia dari Sang Khalik."
"Perbuatan baik meliputi segenap hati, jiwa, pikiran, perasaaan, gagasan, kehendak, intelektual, sikap hati, perkataan (lisan-tulisan), dan perbuatan. Intinya meliputi semua aspek jasmaniah dan batiniah, yang nampak dan tidak nampak, yang dilakukan dengan segenap roh, jiwa, raga, dan kekuatan bagi kemuliaan Sang Khalik saja."
"Anomali dari perbuatan baik adalah tidak selalu dibalas dengan hal-hal yang baik juga."
"Perbuatan baik harus dilakukan dalam kesinambungan, bukan hanya kadang-kadang."
"Waspada terhadap tipuan orang yang berpura-pura nampak 'saleh' dan 'benar' di luar, tetapi keji di dalam."
"Doa untuk kebaikan orang lain adalah doa yang diperkenan oleh Sang Khalik."
"Ekspansi untuk pemerataan dan penjangkauan atau ekspansi karena ambisi adalah dua hal yang sulit dibedakan secara kasat mata."
"Kecenderungan manusia untuk merangkul 'semuanya' bisa jadi merupakan ketamakan terselubung."
"Sudah punya, tapi masih bertanya dan berucap sana-sini seolah-olah tidak punya; bukti hati yang licik dan akal-akalan untuk menutupi suatu jejak."
"Kapal yang tidak disauhkan akan hanyut jauh dibawa gelombang tanpa disadari."
"Bahkan dalam musibah pun, orang masih mencari kambing hitam."
"Banyaknya fenomena jiwa yang menyimpang menandakan dunia ini tidak sedang baik-baik saja."
"Apa yang hendak atau sedang kita ucapkan dan motif pikiran di balik perkataan itu seringkali bertolak belakang."
"Hanya Sang Khalik yang bukan saja mengetahui ucapan kita tetapi juga motif pikiran baik atau buruk yang mendasarinya. Tidak ada yang dapat disembunyikan."
"Manusia terlalu mudah berubah dan lupa. Pujian syukur kepada Sang Khalik karena mengalami hal yang baik sekonyong-konyong dalam waktu yang singkat dapat berubah menjadi sungut-sungut karena mengalami hal yang buruk."
"Seperti mesin yang akan rusak jika tidak dihidupkan dan dipanaskan, demikian juga jiwa manusia akan mati jika tidak 'dipanaskan' dalam ujian hidup."
"Sama seperti pakaian yang telah ternoda oleh kotoran tanpa disengaja, demikian juga kesalahan yang diperbuat tanpa sengaja dan belum disadari tetaplah merupakan kesalahan di hadapan Sang Khalik."
"Seseorang mungkin tidak dapat dipersalahkan karena tidak mencuri uang, tetapi tanpa disadari telah banyak mencuri waktu atas tugas dan tanggung jawab yang telah dipercayakan kepadanya."
"Banyak dari dana yang kita keluarkan ternyata tidak sampai pada maksud dan tujuannya. Bahkan dalam kemurahan hati manusia yang dianggap terbaik dengan motif yang termurni sekalipun, masih terdapat cacat ketidaktahuan dan kesalahan."
"Seseorang secara 'tricky' sering menyerang, menekan, dan "memaksa" orang lain dengan pertanyaan yang nampak sederhana dan biasa, tetapi sebenarnya memojokkan."
"Kecenderungan untuk iri hati, selalu menuduh, dan self-oriented menandakan jiwa yang memberontak terhadap Sang Khalik."
"Manusia makhluk pelupa dan cenderung melupakan kebaikan Sang Khalik."
"Kita tidak sebaik yang kita duga dan rasakan."
"Manusia cenderung mau hidup bebas secara otonom lepas dari pengaturan Sang Khalik."
"Kadangkala ada motivasi seseorang berbuat kebajikan yang "berlebihan" begitu rupa, seakan-akan Sang Khalik "harus" memberikan pahala berlebih atas perbuatannya itu."
"Seseorang dapat mengeluh dan mendramatisasikan masalah, seolah-olah penderitaan yang dialaminya sangatlah besar sekali."
"Ada sombong jasmani, ada juga sombong rohani. Ada iri jasmani, ada juga iri rohani."
"Sebenarnya seseorang dapat menangis bukan karena menyesal, tetapi karena takut dihukum. Demikian juga, seseorang dapat menangis bukan karena sedih, tetapi karena takut dan kuatir bagaimana keadaan hidupnya kelak yang tidak sebaik dahulu lagi."
"Seseorang lebih mudah takut dan cemas akan penderitaan terhadap dirinya sendiri, ketimbang merasakan penderitaan orang lain."
"Orang yang merasa puas dalam segala hal di dalam Sang Khalik menyenangkan hati-Nya."
"Ketika melihat duka orang lain, orang sering bertanya bukan untuk benar-benar bersimpati, tetapi sekedar memuaskan rasa ingin tahunya saja."
"Dalam situasi tertentu, orang merasa "bangga" jika tahu paling dulu atau merasa lebih banyak tahu dari orang lain."
"Sang Khalik menghargai setiap respon manusia terhadap diri-Nya."
"Manuver manusia dapat 'mengubah' manuver Sang Khalik dalam berurusan dengannya."
"Respon manusia terhadap Sang Khalik berperan 'menentukan' jalan hidupnya sendiri."
"Seandainya Sang Khalik tidak menurunkan berkah-Nya pada kita, apakah kita masih tetap percaya dan setia kepada-Nya?"
"Kadang-kadang seseorang memberi barang kepada orang lain karena sebenarnya ingin membuangnya."
"Ada orang yang memberi, tetapi dengan kesal."
"Ada orang yang memberi banyak, tetapi agak menyesal setelahnya karena merasa keuangan untuk 'enjoyment' pribadi menjadi berkurang."
"Menyadari adanya penderitaan, kehampaan, dan kefanaan hidup ini seharusnya mencelikkan nurani kita bahwa manusia tidak dapat hidup di luar Sang Khalik."
"Jika seseorang terpesona terhadap orang lain, kiranya bukan karena kebaikan atau kehebatannya, melainkan karena pesona Sang Khalik yang ada dalam dirinya dan terpancar keluar dari dalam hatinya."
"Manusia menghukum sesama karena geram dan dalam amarah; Sang Khalik menghukum karena dan dalam kasih."
"Penghakiman dan penghukuman Sang Khalik selalu berdasarkan kasih dan keadilan-Nya."
"Manusia cenderung berpikir stereotip (berprasangka secara subjektif dan menarik kesimpulan sendiri yang tidak tepat karena tidak mendetail atau mengetahui latar belakangnya) terhadap sesamanya, bahkan terhadap Sang Khalik."
"Kebanyakan masalah datang karena seseorang tidak atau belum menyadari kesalahannya sendiri."
"Seseorang mungkin saja sudah percaya kepada Sang Khalik, tetapi masih bercampur dengan keinginan dan kebodohannya sendiri. Dengan demikian, seringkali pujian dan doa-doanya telah melenceng karena sebenarnya sedang memanipulasi Sang Khalik untuk memuaskan dirinya sendiri."
"Orang yang bertumpu pada pengharapan palsu mungkin dapat terlihat optimis dan percaya diri, tetapi sebenarnya sedang menuju pada kekecewaan dan frustasi."
"Tidak dapat dipungkiri, semakin banyak harta, semakin banyak pekerjaan yang dapat dilakukan. Namun, apakah pekerjaan yang banyak tersebut benar-benar berkenan bagi Sang Khalik?"
"Salah satu bentuk kelicikan dan ketamakan hati manusia dapat terlihat jelas jika sudah melibatkan uang."
"Ketika masalah mengancam, manusia "dipaksa" belajar dari pengalaman tersebut. Namun, ketika masalah sudah berlalu atau situasi dirasa sudah aman, maka pembelajaran itu segera dilupakan. Inilah salah satu kebodohan manusia."
"Kadangkala seseorang mengkritik lawannya dengan cara seolah-olah berbicara pada orang lain, tetapi sebenarnya ditujukan kepada orang yang sedang dibencinya agar dia juga mendengar."
"Pilihan dan penilaian kita dapat berakibat fatal jika tidak melibatkan Sang Khalik dalam mengambil keputusan."
"Sekilas gambaran tentang surga atau neraka sudah tampak sejak di dunia sekarang ini."
"Untuk memperoleh pahala, ada orang yang 'memperalat' orang miskin atas nama sedekah."
"Untuk memperoleh keuntungan, ada orang yang 'memperalat' kebaikan hati orang lain."
"Tindakan atau perbuatan baik seseorang adalah ekspresi imannya yang benar kepada Sang Khalik."
"Hidup di dunia sekarang ini hanya titipan, bukan milik kita. Pada suatu hari akan dikembalikan kepada Sang Empunya Kehidupan, Sang Khalik."
"Orang yang sukses adalah seseorang yang mengasihi Sang Khalik dengan sepenuh hatinya dan mengasihi sesamanya manusia."
"Perasaan iri membuat kita membenci sesama."
"Dalam kemeriahan sebuah pesta sekalipun, perasaan senang dapat tiba-tiba hilang dalam sekejap hanya karena melihat orang yang dibenci ada di sana."
"Setiap insan dihadirkan oleh Sang Khalik di dunia ini untuk suatu tugas tertentu."
"Kebaikan Sang Khalik yang sudah dinikmati seseorang sepanjang hidupnya dapat terlupakan dalam sekejap hanya karena pahitnya penderitaan yang sedang dirasakan saat ini."
"Seseorang dapat saja bertahan dalam berbuat baik karena takut kehilangan nikmat rezeki yang sudah diterimanya."
"Kebaikan manusia apapun tidak dapat memenuhi standar kesucian Sang Khalik."
"Seperti manusia tidak dapat membangkitkan tubuhnya sendiri jika sudah mati, demikian juga manusia tidak dapat menghidupkan rohnya sendiri jika sudah mati rohani. Di luar Sang Khalik, manusia pasti binasa tubuh, nyawa, jiwa, dan rohnya."
"Manusia tidak boleh berpikiran bahwa dirinya sedang memiutangi Sang Khalik karena sebuah perbuatan baik yang sedang dilakukannya. Sebaliknya, manusialah yang sebenarnya berhutang pada Sang Khalik atas keselamatan dan segala berkat yang diterima dari pada-Nya."
"Berbicara mengenai Sang Khalik berbeda dengan berbicara kepada Sang Khalik."
"Pada saat menderita, seseorang cenderung tidak melihat Sang Khalik. Namun sebenarnya, penyertaan Sang Khalik nyata adanya dalam kebahagiaan maupun penderitaan."
"Ternyata aku lebih salah daripada apa yang kuanggap salah dan tidak lebih benar daripada apa yang kuanggap benar."
"Perbuatan baik dapat menjadi beban yang berat dan melelahkan jika hal itu adalah satu-satunya syarat untuk mendapatkan keselamatan akhirat. Sebaliknya, perbuatan baik dapat menjadi korban syukur bagi seseorang yang telah menerima dan mengalami kasih anugerah keselamatan yang telah diberikan oleh Sang Khalik."
"Seseorang dapat saja secara rutin memberi persembahan sebagai aktivitas ritual belaka, tetapi telah kehilangan makna di dalamnya."
"Manusia berkorban bagi Sang Khalik, itu sudah seharusnya dan sepatutnya. Namun, jika Sang Khalik yang berkorban bagi manusia, nilainya tidak terhingga dan kekal abadi."
"Manusia dengan kekuatannya "sibuk" membangun citra diri agar terlihat lebih unggul dari sesamanya. Padahal, Sang Khalik-lah yang sebenarnya memberikannya dengan kasih yang berlimpah."
"Manusia yang sedang mengasihani dirinya sendiri (self-pity) umumnya berubah menjadi egois (self-centered)."
"Agar tidak kecewa dan putus asa, manusia harus mengerti dan menyadari bahwa tidak selalu semua permintaannya akan dikabulkan oleh Sang Khalik. Justru ketika seluruh permintaan semua manusia dikabulkan, maka akan betapa kacau-balaunya dunia ini akibat egoisme masing-masing individu."
"Jika bukan Sang Khalik yang masih menopang 'pilar-pilar' dunia sampai saat ini, maka bumi ini pasti sudah hancur (kiamat). Demikian juga, jika bukan Sang Khalik yang masih menopang hidup manusia dalam kasih dan rahmat-Nya, maka hidup kita pasti sudah hancur."
"Jika melihat sesamanya jatuh dalam dosa, janganlah merasa diri lebih benar dan suci. Seseorang mungkin belum berdosa tentang hal yang sama karena potensi dosa dalam dirinya belum terpicu keluar."
"Karena kesabaran-Nya, Sang Khalik masih mengijinkan hal-hal jahat terjadi di dunia ini. Namun, karena keadilan-Nya, Dia tidak akan membiarkannya terus-menerus. Akan ada harinya semua akan disudahi dan dihukum."
"Pada saat Anda memberikan pujian yang nampaknya berlebih-lebihan kepada seseorang bahkan kepada Sang Khalik, ujilah motivasi hati Anda di baliknya. Jangan-jangan...."
"Segala macam bentuk pemberian manusia melalui persembahan, sedekah, donasi, dan bantuan lain apapun yang tidak dipimpin oleh Roh Hikmat Bijaksana dari Sang Khalik akan berujung pada kekecewaan."
"Manusia perlu didisiplin agar jalan hidupnya tetap lurus di hadapan Sang Khalik."
"Sudah ditindas dan mengalami penderitaan pula, tetapi masih harus mengampuni. Ini adalah hal tersulit dan mustahil bagi seseorang tanpa pertolongan Sang Khalik."
"Suara hati sendiri belum tentu benar karena sudah cemar. Tidak dapat sepenuhnya diikuti. Suara hati manusia barulah benar jika diterangi dan dipimpin oleh Roh Sang Khalik yang Kudus."
"Manusia cenderung berbuat dosa jauh lebih cepat dan banyak daripada berbuat baik. Oleh karenanya, perbuatan baik manusia tidak akan dapat melunasi hutang-hutang dosanya sendiri."
"Karena natur manusia adalah lemah, melarat, dan kekurangan banyak hal yang baik, maka perlulah ia menaikkan doa senantiasa kepada Sang Khalik."
"Manusia pada dasarnya bukan siapa-siapa dan tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Sang Khalik."
"Manusia tidak akan mampu dan tidak dapat mengubah karakter buruknya sendiri. Hanya Sang Khalik yang dapat. Oleh karena itu, mendekatlah pada-Nya selalu."
"Manusia cenderung mau menjadi penguasa dan hakim bagi sesamanya."
"Ada orang yang berpura-pura tidak tahu untuk membenarkan dirinya."
"Ada orang yang memperdalam ilmu pengetahuan dan ketrampilannya hanya karena iri hati."
"Karena manusia diciptakan untuk kekekalan, maka hal-hal sementara di dunia ini tidak akan dapat memuaskan jiwanya. Oleh sebab itu, hanya Pribadi Sang Khalik yang Maha Kekal yang dapat memuaskan dahaga jiwa manusia."
"Mengetahui dan melakukan yang benar. Itulah yang dituntut Sang Khalik bagi setiap manusia ciptaan-Nya."
"Seorang ayah dan ibu adalah sosok pribadi yang akan terus ada sebab ia berasal dari prakarsa Sang Khalik sendiri untuk menjaga kita pada saat memulai kehidupan."
"Sang Khalik telah menciptakan pikiran seorang ayah dan perasaan seorang ibu sebagai perpaduan kehidupan manusia yang seimbang."
"Kebaikan yang kita lakukan janganlah kiranya kebaikan yang dibuat-buat, tetapi harus mengalir dari kasih yang murni; Dan ini hanya dapat dilakukan dengan pimpinan dan pertolongan dari Sang Khalik."
"Jika kita mau menelusuri lebih dalam, kerapkali kita menjumpai adanya motivasi terselubung dalam setiap amal kebajikan yang kita buat."
"Kriteria kebajikan bukanlah menurut diri kita sendiri, melainkan harus berlandaskan pada pikiran dan perasaan Sang Khalik."
"Diperlukan kerelaan hati untuk mau berubah."
"Orang tua dan anak yang dewasa memikul beban yang sama, meskipun masing-masing berbeda peranan."
"Mengasihi Sang Khalik hanya dengan pengetahuan saja tidak cukup tanpa mengasihi-Nya sepenuh hati dan jiwa."
"Pusat dan cara pandang kita mengenai tubuh dan jiwa akan mempengaruhi prioritas kehidupan manakah yang akan kita utamakan; Apakah berpusat pada tubuh yang berjiwa atau pada jiwa yang bertubuh."
"Hati kita sudah gelap, sehingga pertimbangan kita menjadi relatif terhadap hal yang baik/jahat menurut ukuran sendiri. Hanya terang dari Sang Khalik yang dapat menyinari hati kita untuk dapat mengetahui kebenaran yang sejati."
"Belajar mengenal dengan benar terhadap pribadi Sang Khalik adalah langkah awal untuk mengasihi-Nya."
"Kasih Sang Khalik menyeluruh dalam semua aspek hidup manusia."
"Sang Khalik yang Mahakasih adalah juga yang murka terhadap ketidaktepatan."
"Banyak orang mau percaya pada Sang Khalik, tetapi tidak mau membayar harga kesulitan dalam mengikuti-Nya."
"Pengertian seseorang terhadap baik dan jahat akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil keputusan."
"Pada dasarnya tujuan hidup manusia adalah untuk belajar mengenal Sang Khalik secara pribadi melalui pengalaman hidup."
"Mengetahui sesuatu bukan berarti telah menerapkannya. Banyak orang merasa sudah cukup tahu tentang kebenaran, tetapi bukan berarti telah hidup dalam kebenaran itu."
"Dua sisi tanggung jawab kita sebagai manusia, mengasihi Sang Khalik dan ciptaan-Nya."
"Mengasihi Sang Khalik dengan tulus hati tanpa amarah, prasangka, dan kecewa."
"Prasangka terhadap Sang Khalik biasanya timbul dari pengertian yang keliru, tidak lengkap, dan disertai penghakiman "lebih tahu".
"Setelah menerima anugerah keselamatan dari Sang Khalik, kita memiliki tanggung jawab untuk hidup secara benar di hadapan-Nya."
"Kita memberontak dan menolak pribadi Sang Khalik ketika kita berbuat dosa."
"Mencari Sang Khalik harus sampai ke dalam roh dan batiniah yang terdalam, tidak cukup berhenti sampai level tubuh jasmaniah saja."
"Warisan orang tua yang terbaik bagi anaknya adalah teladan hati yang takut dan gentar akan Sang Khalik."
"Segala pengalaman, pengetahuan, dan kekayaan bukanlah hal yang harus dibanggakan karena ini adalah karunia dan sarana dari Sang Khalik untuk melayani sesama manusia."
"Informasi yang kurang lengkap dapat menyebabkan salah pengertian dan penilaian terhadap orang lain."
"Menjalani hidup di dunia ini sukar dan melelahkan. Jika tidak, pasti berbahaya."
"Sang Khalik mendidik ciptaan-Nya dalam berbagai aspek kehidupan."
"Kecenderungan sebagian orang untuk menghakimi dan menghukum telah mengambil alih wewenang yang hanya boleh dilakukan oleh Sang Khalik."
"Tes nurani: Pikiran apakah yang pertama kali timbul dalam benak jika mendengar kabar bahwa orang yang tidak kita sukai mendapat celaka?" Sebagian besar akan "bersyukur" dalam hati kecilnya meskipun tidak terucap dalam kata. Apakah perasaan itu sejalan dengan Sang Khalik?
"Kebenaran dan kasih harus berjalan beriring bersama selalu. Kebenaran tanpa kasih atau kasih tanpa kebenaran akan pincang."
"Emosi yang benar dasarnya adalah pengenalan akan Sang Khalik secara benar. Namun, pengetahuan akan Sang Khalik, belum tentu membuahkan emosi yang benar jika tidak dihayati."
"Semakin berlambat-lambat, semakin susah berubah karena cenderung mengeraskan hati."
"JIka seseorang merasa sudah berbuat baik atau berjasa atau berarti dengan memberi bantuan uang, tenaga, dan waktu pada orang lain sebenarnya itu tidak berkenan oleh Sang Khalik jika motif dan tujuannya adalah pemuliaan/pencitraan diri walau sedikitpun atau tanpa disadari."
"Motif dalam memberi sesuatu adalah tergerak dan belas kasihan (compassion) yang bukan timbul karena perasaan melankolis/romantis sesaat belaka. Dasar untuk memberi adalah melihat dengan hati nurani yang diterangi oleh Sang Khalik terhadap kebutuhan orang lain."
"Apa yang ada di jiwa dapat terlupakan, tetapi apa yang masuk ke dalam hati nurani seseorang akan dibawa sampai kekekalan dan tidak akan terlupakan."
"Kita menipu diri dan bersikap kurang ajar terhadap Sang Khalik tatkala kita menyangka telah memberikan sesuatu yang terbaik kepadaNya. Padahal, yang kita berikan adalah sisa dan remah-remah belaka."
"Secara tidak sadar terkadang kita "memaksa" Sang Khalik mengabulkan permohonan doa-doa kita dengan berbagai argumen yang seolah-olah lebih bijaksana dari keputusan Sang Khalik."
"Kita berubah menjadi “kejam”, marah, dan mencurigai Sang Khalik ketika Sang Khalik tidak mengabulkan doa-doa kita."
"Opini seseorang bisa berubah seiring dengan bertambahnya pengetahuan & pengertian. Oleh karenanya, manusia tidak bisa menilai sesamanya dengan akurat. Hanya Sang Khalik yang sempurna dan tidak berubah dapat menilai segala sesuatu dengan tepat dan benar."
"Segala kesempatan dan kebebasan yang diberikan oleh Sang Khalik kepada kita harus dipergunakan untuk mengasihi Sang Khalik dan sesama manusia. Kebebasan manusia di hadapan Sang Khalik adalah kebebasan yang bertanggung jawab dan terbatas."
"Kita tidak sadar telah jatuh dalam keangkuhan dan aktualisasi diri sampai segala sesuatunya harus "dilepas" oleh Sang Khalik."
"Sang Khalik adalah Sang Kasih."
"Sang Khalik adalah Sang Kebenaran yang Sejati."
"Hati manusia begitu licik sampai-sampai tidak menyadari kalau sudah ditipu oleh dirinya sendiri. Bahkan, dalam setiap apa yang dapat disebut sebagai kebaikan atau amal yang secara sadar dilakukan pun sudah beralih secara tidak sadar menjadi "kesenangan" dan kenyamanan untuk diri sendiri."
"Secara tidak sadar kita berdoa untuk orang lain pun sebenarnya tujuannya adalah untuk kembali pada keamanan dan keselamatan diri sendiri."
"Manusia cenderung "protes" kepada Sang Khalik pada saat penderitaan melanda dirinya dan dengan sikap hati yang berat "terpaksa" bersyukur dalam ketidakmengertiannya."
"Motivasi dalam menolong orang lain kiranya bukan untuk ditolong kembali atau mendapatkan suatu pahala, tetapi harus mengikuti jejak teladan Sang Khalik yang Maha Kasih."
"Cara pandang batiniah yang diubah secara benar dengan pertolongan Sang Khalik adalah cara terbaik untuk mengatasi banyak masalah yang melelahkan jiwa. Dengan kata lain, kita terlalu sibuk dan menjadi lelah mengurusi banyak masalah, tetapi yang sebenarnya diperlukan adalah mengubah cara pandang yang sesuai dengan cara pandang Sang Khalik."
"Motivasi diri yang bertujuan untuk menonjolkan gambaran diri adalah sebuah kebohongan."
"Tidak mudah percaya pada kutipan atau pernyataan yang menjatuhkan orang lain, meskipun dilakukan dengan cara yang santun karena kita tidak selalu tahu maksud apa yang ada di baliknya."
"Jika melakukan hal-hal rohaniah dirasa sebagai beban dan kewajiban, pikirlah semuanya itu sebagai suatu anugerah dan kesempatan dari Sang Khalik untuk mengambil bagian di dalamnya."
"Tidak semua pertanyaan pergumulan jiwa dapat terjawab dalam hidup sekarang ini. Dalam keadaan seperti itu, diperlukan sikap hati tunduk, rela, taat, dan setia mengabdi pada Sang Khalik.
"Cara kerja Sang Khalik berlainan dengan cara pikir manusia."
"Baiklah kita mengingat kembali bahwa seperti adanya hukum aksi-reaksi dalam aspek fisika, demikian juga adanya hukum tabur-tuai dan sebab-akibat dalam aspek metafisika."
"Menarik kesimpulan yang terlalu cepat tanpa observasi dan informasi yang lengkap cenderung salah."
"Persepsi dan logika harus tunduk pada kebenaran Sang Khalik."
"Tanpa disadari kita sering menghakimi dan memandang rendah sesama manusia dengan tatapan mata atau sikap dan gerakan tubuh tertentu."
"Merasa lebih rohani karena lebih banyak beramal daripada orang lain adalah sia-sia di hadapan Sang Khalik."
"Melakukan suatu amal kebaikan bukanlah untuk mendapat pahala, tetapi karena hal itu sudah merupakan kehendak Sang Khalik."
"Sang Khalik bukan saja penopang kehidupan, tetapi kehidupan itu sendiri."
"Sang Khalik tidak dapat "dimanipulasi" dengan tindakan "tricky" manusia."
"Adalah celaka bila kita merasa sudah berjalan dalam Jalan Sang Khalik, padahal telah melenceng."
"Adalah celaka bila percaya pada sesuatu berlandaskan ilusi diri."
"Seperti slogan "Bhinneka Tunggal Ika" atau keberagaman dalam kesatuan adalah metode kerja yang sesuai dan dikehendaki Sang Khalik bagi semua makhluk ciptaanNya."
"Seorang guru akan diam pada saat muridnya mengerjakan ujian, namun tetap dipantau. Jika hidup mengalami ujian dan seolah Sang Khalik nampak diam, ingatlah kita tidak terlepas dari pantauan Sang Khalik."
"Kiranya semua mahkluk mengasihi Sang Khalik."
"Manusia sering berdoa untuk melayani kepentingan diri sendiri, seakan-akan lupa atau tidak tahu jika Sang Khalik adalah Majikan Agung yang seharusnya dilayani dengan takut dan gentar."
"Manusia sering lupa atau tidak tahu akan atribut dosa yang melekat pada dirinya, sehingga tidak mengetahui kebutuhan utamanya di hadapan Sang Khalik adalah pengampunan dosa."
"Mengucap syukur kepada Sang Khalik bukan karena kita lebih baik daripada orang lain, tetapi semata-mata karena kasih dan anugerahNya saja."
"Tindakan kebaikan harus disertai dengan ketepatan menurut standar Sang Khalik."
"Di penghujung hidup, prioritas seseorang biasanya berubah."
"Pengenalan seseorang pada Sang Khalik akan membuatnya semakin mengenali diri sendiri."
"Melepaskan hak kita untuk orang lain adalah sangat tidak mudah, tetapi tetap harus dilakukan di hadapan Sang Khalik."
"Kabar buruk: setiap kejahatan yang dilakukan oleh seseorang pasti membawa korban bagi orang lain.
Kabar baiknya: setiap kebaikan yang dilakukan oleh seseorang pasti membawa kebaikan juga bagi orang lain."
"Selama manusia belum berdamai dengan Sang Khalik, maka damai dengan sesama adalah damai yang palsu."
"Seseorang bisa memamerkan diri dengan kesombongannya, tetapi bisa juga dengan 'kerendahatiannya'."
"Seseorang yang mengajak orang lain untuk membenci dan menghasut seseorang, kelak akan menimpa dirinya sendiri."
"Sang Khalik yang Sejati adalah Pribadi yang seringkali dihina dan diolok oleh ciptaan-Nya sendiri, tetapi tetap mengasihi."
"Dalam hidup ini, berikan selalu rasa syukur, hormat, dan pujian kepada Sang Khalik yang Sejati."
"Motivasi memberi bukan karena ingin:
- "menabung" pahala;
- dijauhkan dari masalah;
- mendapat "keuntungan balik";
- kepuasan diri karena sudah menjalankan ritual agama;
- dianggap saleh atau merasa lebih saleh dari orang lain yang tidak memberi atau yang memberi lebih sedikit;
- aktualisasi diri.
"Motivasi memberi haruslah karena Sang Khalik yang adalah Kasih."
"Banyak tugas 'PR' yang telah diberikan oleh Sang Maha Guru yang belum kita kerjakan."
"Naluri kejahatan yang ada dalam hati manusia adalah bukti bahwa gambar manusia telah rusak berdosa. Hanya kasih karunia dari Sang Khalik yang dapat menolong kita mengubahnya menjadi naluri kebaikan illahi."
"Jika naluri kejahatan masih mengalir dengan sendirinya dalam hati manusia, itu bukti kita belum berubah. Jika naluri kebaikan sudah mengalir dengan sendirinya, itu tanda proses perubahan menuju kedewasaan illahi."
"Tidak dapat dipungkiri, rancangan Sang Khalik dalam hidup manusia terkadang harus melalui penderitaan. Namun demikian, ada satu hal yang juga tidak dapat dipungkiri, yakni di dalam penderitaan yang diijinkan terjadi selalu ada mutiara hikmah yang dapat dipetik jika seseorang tidak menjadi lemah dan putus asa untuk melihat dan mengambilnya."
"Diperlukan sikap hati yang rela dan taat untuk dapat menerima dan menjalanani penderitaan. Namun, ingatlah bahwa setiap peristiwa itu selalu dilandasi oleh kasih Sang Khalik yang bagi sebagian besar orang sangat sulit menerimanya karena tidak masuk logika."
"Gejolak di bumi ini menandakan bumi sedang menunjukkan wajah terakhirnya (yang akan binasa)."
"Seindah apapun suatu tempat di bumi ini, jika ditinggalkan oleh Sang Khalik, pastilah binasa."
"Sama seperti anugerah yang diterima seseorang dalam sukacita, Sang Khalik juga memberikan anugerah kekuatan untuk dapat menanggung penderitaan."
"Di balik ketidakrelaan atau persungutan dalam memberi uang, sebenarnya itu karena kita memiliki agenda pribadi tersendiri yang tidak atau belum terwujud saat ini. Betapa liciknya hati."
"Langkah pertama untuk mematikan dosa adalah minta kekuatan pertolongan dari Sang Khalik dan membuang pemicu utamanya."
"Kita cepat dan sering sekali berbuat dosa, tetapi lambat dan nyaris tidak pernah berbuat baik dengan standar kebaikan Sang Khalik."
"Jika kebanyakan orang seolah-olah menjauh dan tidak peduli atas penderitaan yang sedang kita alami, kemungkinan besar karena mereka tidak tahu bagaimana merespon atau memberi perlakuan yang tepat terhadap kita."
"Kebanyakan orang merasa telah peduli dengan sesamanya hanya dengan memberi uang, lalu merasa bebas dari tanggung jawab moral yang lain."
"Jangan 'meninju angin' dalam memberi, akhirnya sia-sia dan kelelahan sendiri. Memberi sedekah juga diperlukan kebijaksanaan, yaitu kepada siapa, kapan, dan jumlahnya yang sesuai."
"Pemerintahan yang menjalankan keadilan dan kebenaran di hadapan Sang Khalik akan langgeng."
"The truth, do you care to know?"
"Mengasihi hingga terluka; itulah kasih Sang Khalik bagi umat manusia yang berdosa."
"Apa yang saya anggap sebagai kebanggaan diri belum tentu diniilai sama oleh orang lain."
"Mengacu pada diri sendiri sangatlah relatif. Mengaculah pada Sang Khalik, Sang Kebenaran Sejati."
"Hal yang tidak kita sukai pada orang lain, jangan-jangan adalah cerminan buruk diri sendiri."
"Motivasi tidak berbuat dosa adalah bukan karena takut dihukum, tetapi karena tidak mau melukai hati Sang Khalik."
"Si aku yang jahat dalam diri kita baru akan muncul ke permukaan pada saat terkondisi dengan masalah."
"Pada saat terkondisi oleh masalah, kecenderungan diri adalah menyalahkan orang lain, bahkan Sang Khalik."
"Sebuah pertanyaan atau pernyataan yang ditujukan pada seseorang akan ditanggapi dengan negatif, jika ia sudah terlebih dulu diwarnai dengan perasaan antipati."
"Orang lain dapat menilai dan menghakimi kita secara salah hanya dengan melihat sepintas. Perlu observasi dan penilaian dari sudut pandang Sang Khalik."
"Sebagian orang mau menunjukkan 'kekuatannya' dengan amarah."
"Semua orang cenderung mau menunjukkan sesuatu yang dirasa 'hebat' oleh dirinya, tetapi belum tentu di mata orang lain."
"Perbuatlah segala sesuatu yang menyenangkan hati Sang Khalik."
"Mempertahankan kepercayaan dan kesetiaan sampai akhir kepada Sang Khalik adalah tidak mudah. Namun, harus terus diperjuangkan."
"Sang Khalik tidak dapat "disuap" dengan perbuatan baik manusia yang motivasinya ternyata hanya untuk kenyamanan diri sendiri saja."
"Tanpa hadirnya Sang Khalik, Sang Terang, maka segala sesuatu menjadi gelap, termasuk hati manusia."
"Berbagilah harta selagi sehat dan mampu, sebab akan ada waktunya kita tidak dapat melakukannya lagi ketika sedang sakit menuju ajal."
"Kita tidak akan mengerti apa itu arti pertolongan dan kasih setia dari Sang Khalik, jika tidak mengalami himpitan dan penderitaan."
"Jalan Sang Khalik penuh penderitaan; jalan dunia penuh kesenangan."
"Lebih baik berada dalam badai bersama Sang Khalik daripada kenyamanan dengan yang lain. Ini sesuatu yang mudah diucapkan, sungguh tidak mudah dilakukan."
"Mengenal Sang Khalik = mengenal hikmat kebijaksanaan."
"Seseorang yang pernah diijinkan mengalami 'near death experience', akan lebih menghargai Sang Kehidupan, Sang Khalik."
"Manusia memiliki kecenderungan menghakimi sesama dengan pikirannya. Namun, pada akhirnya penghakiman yang sama pula akan diukurkan dan ditimpakan pada diri sendiri."
"Perbuatan baik yang dilakukan karena semata-mata takut akan karma atau takut dihukum oleh Sang Khalik jika tidak melakukannya, bukanlah lahir dari sikap hati yang tulus kasih."
"Expect nothing in return."
"Meskipun sudah sangat berhati-hati, tetapi tetap saja bisa meleset. Manusia sangat lemah dan terbatas. Harus ada pertolongan dari Sang Khalik."
"Membandingkan dengan berlebihan berujung pada menjelekkan dan malah dapat membenci."
"Seseorang harus memiliki kepekaan untuk membedakan semua suara yang timbul dalam hati karena tidak selamanya semua suara yang timbul itu benar. Cara praktis untuk mengujinya, lihat motivasi yang terkandung jauh di dalamnya, apakah sesuai dengan pikiran dan perasaan Sang Khalik atau tidak. Jika tidak sesuai, buanglah segera, meskipun sepertinya ada alasan untuk pembenaran diri."
"Jika seseorang merasa telah mengasihi Sang Khalik, tetapi membenci sesamanya, maka ia telah ditipu perasaannya sendiri. Mengasihi Sang Khalik dan mengasihi sesama harus berjalan paralel."
"Sebaik-baiknya moral kebaikan manusia, ada celah untuk jatuh. Acuan utama moralitas seharusnya adalah berpadanan dengan hati Sang Khalik."
"Jika seseorang menjadi malas berdoa atau doa menjadi sebuah beban, maka ada sesuatu yang salah dalam dirinya. Umumnya terjadi karena dalam pikiran ada hal lain yang lebih menarik perhatiannya daripada Sang Khalik atau perhatiannya telah tercuri tanpa disadari."
"Kita bersyukur karena Sang Khalik bukan hanya Maha Pribadi yang dapat menghidupkan, tetapi juga dapat "mematikan."
"Berbuat kebajikan tidak sama dengan mengumpulkan 'point' yang kelak bisa ditukar dan digunakan."
"Berbuat kebajikan tidak selalu akan menerima kebajikan kembali. Namun, ini bukan alasan untuk tidak berbuat kebajikan. Ini adalah tugas, tanggung jawab, dan kewajiban yang harus dikerjakan dengan rela dan bersyukur di hadapan Sang Khalik."
"Semua materi dunia fana yang nampak ini hanyalah sarana saja untuk mencapai tujuan akhir kekal yang tak nampak, yaitu keselamatan jiwa dan roh dari Sang Khalik."
"Sudah sepatutnya kita berlindung kepada Sang Khalik dalam segala hal, tetapi motivasi beribadah yang hanya karena mau 'cari aman' sendiri atau karena takut ditimpa 'malapetaka', tidaklah pantas."
"Hendaklah semua manusia menghormati Sang Khalik melalui pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatannya."
"Hendaklah manusia juga tidak menjahati sesamanya dengan pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatannya."
"Jika seseorang mendapat penghakiman dan penghukuman dari Sang Khalik, ingatlah bahwa itu selalu dilandasi atas kasih dan kebijaksanaan-Nya."
"Waktu kita mengerjakan suatu hal, pastikan itu berguna bagi sesama dan tidak merugikan orang lain."
"Berdoa dan 'membaca' doa. Terdengar serupa, tetapi bisa tidak sama. Tergantung bagaimana memaknainya."
"Doa adalah salah satu bentuk ungkapan kasih."
"Di mana fokus dan tujuan hatimu menentukan ketulusan jiwamu."
"Pribadi Sang Khalik adalah berkat dan anugerah sesungguhnya dalam hidup manusia."
"Sungguh indah orang yang mengajak sesamanya untuk mengenal dan bersekutu dengan Sang Khalik."
"Hal fana dunia yang sangat diperjuangkan sekarang untuk mendapatkannya, kelak akan sirna dan dibuang. Kejarlah kasih dan pengenalan kepada Sang Khalik, hal yang bernilai kekal dan yang tidak akan sirna."
"Untuk mengambil suatu keputusan, ingatlah selalu bahwa hal itu haruslah sesuai dengan jalan kebenaran Sang Khalik serta menyenangkan hatiNya, bukan hati kita."
"Manusia, hewan, tumbuhan, dan bumi semakin tua. Semua ada akhirnya; setidaknya sedang menuju ke sana."
"Melakukan kewajiban hukum, bahkan melakukan kebaikan pun adalah semu jika motivasinya hanya agar batin merasa "terpuaskan", "aman", dan berharap mendapat pahala dari Sang Khalik."
"Bagi manusia yang telah "jatuh", berbuat kebaikan tidak datang secara natural, tetapi harus diperjuangkan dan perlu pertolongan dari Sang Khalik."
"Berhati-hati dan berjaga-jaga selalu terhadap bahaya dari si jahat yang tak nampak, yang menyerang, serta menghasut hati dan pikiran."
"Terdapat perbedaan yang sukar terlihat antara menderita bagi orang lain dan menyiksa diri sendiri agar batin merasa puas."
"Disadari atau tidak, terkadang kita secara licik "menyuap" Sang Khalik dengan pura-pura berbuat baik atau kerendahan hati yang dibuat-buat agar nantinya memperoleh berkah."
"Wahai para content creator, apakah content-mu ditujukan untuk kepentingan orang lain, atau jati diri, atau campuran dari keduanya?"
"Pintu-pintu hati yang 'terkunci', kadang-kadang harus 'didobrak' agar kebenaran dapat masuk."
"Pengampunan menuntut pengorbanan."
"Di luar Sang Khalik, kesenangan yang berlebihan mengandung kebahayaan."
"Istilah 'dosa' tidak disukai dan dihindari banyak orang karena hal itu menuntut pertanggungjawaban dirinya di hadapan Sang Khalik. Mereka lebih suka menyamarkannya dengan istilah kesalahan umum yang tidak berdampak kekekalan, yang manusiawi, yang wajar, dan yang bisa ditoleransi. Namun, ini semua bentuk penipuan diri. Orang yang hidup dalam kegelapan dosa tidak suka akan terang. Dosa dipilih karena hal itu menarik. Mereka akan membelenggu kita sampai kita binasa secara jiwa dan raga."
"Kejahatan adalah bukti bahwa dosa itu nyata."
"Pada hakekatnya, manusia harus menjauhi dosa, tetapi hanya Sang Khalik-lah satu-satunya Pribadi yang dapat melepaskan kita dari ikatan dosa."
"Godaan datang dari luar, dosa datang dari dalam."
"Prinsip duniawi: simpan uang sebanyak-banyaknya untuk sendiri;
prinsip surgawi: bersedekah sebanyak-banyaknya untuk sesama."
"Banyak kali kita berdoa, bahkan seperti berserah agar segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Sang Khalik. Namun, jujur di hati kecil kita masih ada harapan kalau kehendak-Nya justru sesuai dengan kehendak kita."
"Motif berbuat baik supaya diselamatkan berbeda dengan motif berbuat baik karena telah diselamatkan oleh Sang Khalik. Yang satu sebagai syarat, yang satunya lagi sebagai bentuk ucapan syukur."
"Berbuat baik adalah sebuah panggilan surgawi dari Sang Khalik karena hal itu menggambarkan hati-Nya sendiri."
"Perbuatan baik adalah tanda identitas sejati dari seseorang yang telah mengalami pertolongan dan kasih karunia dari Sang Khalik."
"Perbuatan baik meliputi segenap hati, jiwa, pikiran, perasaaan, gagasan, kehendak, intelektual, sikap hati, perkataan (lisan-tulisan), dan perbuatan. Intinya meliputi semua aspek jasmaniah dan batiniah, yang nampak dan tidak nampak, yang dilakukan dengan segenap roh, jiwa, raga, dan kekuatan bagi kemuliaan Sang Khalik saja."
"Anomali dari perbuatan baik adalah tidak selalu dibalas dengan hal-hal yang baik juga."
"Perbuatan baik harus dilakukan dalam kesinambungan, bukan hanya kadang-kadang."
"Waspada terhadap tipuan orang yang berpura-pura nampak 'saleh' dan 'benar' di luar, tetapi keji di dalam."
"Doa untuk kebaikan orang lain adalah doa yang diperkenan oleh Sang Khalik."
"Ekspansi untuk pemerataan dan penjangkauan atau ekspansi karena ambisi adalah dua hal yang sulit dibedakan secara kasat mata."
"Kecenderungan manusia untuk merangkul 'semuanya' bisa jadi merupakan ketamakan terselubung."
"Sudah punya, tapi masih bertanya dan berucap sana-sini seolah-olah tidak punya; bukti hati yang licik dan akal-akalan untuk menutupi suatu jejak."
"Kapal yang tidak disauhkan akan hanyut jauh dibawa gelombang tanpa disadari."
"Bahkan dalam musibah pun, orang masih mencari kambing hitam."
"Banyaknya fenomena jiwa yang menyimpang menandakan dunia ini tidak sedang baik-baik saja."
"Apa yang hendak atau sedang kita ucapkan dan motif pikiran di balik perkataan itu seringkali bertolak belakang."
"Hanya Sang Khalik yang bukan saja mengetahui ucapan kita tetapi juga motif pikiran baik atau buruk yang mendasarinya. Tidak ada yang dapat disembunyikan."
"Manusia terlalu mudah berubah dan lupa. Pujian syukur kepada Sang Khalik karena mengalami hal yang baik sekonyong-konyong dalam waktu yang singkat dapat berubah menjadi sungut-sungut karena mengalami hal yang buruk."
"Seperti mesin yang akan rusak jika tidak dihidupkan dan dipanaskan, demikian juga jiwa manusia akan mati jika tidak 'dipanaskan' dalam ujian hidup."
"Sama seperti pakaian yang telah ternoda oleh kotoran tanpa disengaja, demikian juga kesalahan yang diperbuat tanpa sengaja dan belum disadari tetaplah merupakan kesalahan di hadapan Sang Khalik."
"Seseorang mungkin tidak dapat dipersalahkan karena tidak mencuri uang, tetapi tanpa disadari telah banyak mencuri waktu atas tugas dan tanggung jawab yang telah dipercayakan kepadanya."
"Banyak dari dana yang kita keluarkan ternyata tidak sampai pada maksud dan tujuannya. Bahkan dalam kemurahan hati manusia yang dianggap terbaik dengan motif yang termurni sekalipun, masih terdapat cacat ketidaktahuan dan kesalahan."
"Seseorang secara 'tricky' sering menyerang, menekan, dan "memaksa" orang lain dengan pertanyaan yang nampak sederhana dan biasa, tetapi sebenarnya memojokkan."
"Kecenderungan untuk iri hati, selalu menuduh, dan self-oriented menandakan jiwa yang memberontak terhadap Sang Khalik."
"Manusia makhluk pelupa dan cenderung melupakan kebaikan Sang Khalik."
"Kita tidak sebaik yang kita duga dan rasakan."
"Manusia cenderung mau hidup bebas secara otonom lepas dari pengaturan Sang Khalik."
"Kadangkala ada motivasi seseorang berbuat kebajikan yang "berlebihan" begitu rupa, seakan-akan Sang Khalik "harus" memberikan pahala berlebih atas perbuatannya itu."
"Seseorang dapat mengeluh dan mendramatisasikan masalah, seolah-olah penderitaan yang dialaminya sangatlah besar sekali."
"Ada sombong jasmani, ada juga sombong rohani. Ada iri jasmani, ada juga iri rohani."
"Sebenarnya seseorang dapat menangis bukan karena menyesal, tetapi karena takut dihukum. Demikian juga, seseorang dapat menangis bukan karena sedih, tetapi karena takut dan kuatir bagaimana keadaan hidupnya kelak yang tidak sebaik dahulu lagi."
"Seseorang lebih mudah takut dan cemas akan penderitaan terhadap dirinya sendiri, ketimbang merasakan penderitaan orang lain."
"Orang yang merasa puas dalam segala hal di dalam Sang Khalik menyenangkan hati-Nya."
"Ketika melihat duka orang lain, orang sering bertanya bukan untuk benar-benar bersimpati, tetapi sekedar memuaskan rasa ingin tahunya saja."
"Dalam situasi tertentu, orang merasa "bangga" jika tahu paling dulu atau merasa lebih banyak tahu dari orang lain."
"Sang Khalik menghargai setiap respon manusia terhadap diri-Nya."
"Manuver manusia dapat 'mengubah' manuver Sang Khalik dalam berurusan dengannya."
"Respon manusia terhadap Sang Khalik berperan 'menentukan' jalan hidupnya sendiri."
"Seandainya Sang Khalik tidak menurunkan berkah-Nya pada kita, apakah kita masih tetap percaya dan setia kepada-Nya?"
"Kadang-kadang seseorang memberi barang kepada orang lain karena sebenarnya ingin membuangnya."
"Ada orang yang memberi, tetapi dengan kesal."
"Ada orang yang memberi banyak, tetapi agak menyesal setelahnya karena merasa keuangan untuk 'enjoyment' pribadi menjadi berkurang."
"Menyadari adanya penderitaan, kehampaan, dan kefanaan hidup ini seharusnya mencelikkan nurani kita bahwa manusia tidak dapat hidup di luar Sang Khalik."
"Jika seseorang terpesona terhadap orang lain, kiranya bukan karena kebaikan atau kehebatannya, melainkan karena pesona Sang Khalik yang ada dalam dirinya dan terpancar keluar dari dalam hatinya."
"Manusia menghukum sesama karena geram dan dalam amarah; Sang Khalik menghukum karena dan dalam kasih."
"Penghakiman dan penghukuman Sang Khalik selalu berdasarkan kasih dan keadilan-Nya."
"Manusia cenderung berpikir stereotip (berprasangka secara subjektif dan menarik kesimpulan sendiri yang tidak tepat karena tidak mendetail atau mengetahui latar belakangnya) terhadap sesamanya, bahkan terhadap Sang Khalik."
"Kebanyakan masalah datang karena seseorang tidak atau belum menyadari kesalahannya sendiri."
"Seseorang mungkin saja sudah percaya kepada Sang Khalik, tetapi masih bercampur dengan keinginan dan kebodohannya sendiri. Dengan demikian, seringkali pujian dan doa-doanya telah melenceng karena sebenarnya sedang memanipulasi Sang Khalik untuk memuaskan dirinya sendiri."
"Orang yang bertumpu pada pengharapan palsu mungkin dapat terlihat optimis dan percaya diri, tetapi sebenarnya sedang menuju pada kekecewaan dan frustasi."
"Tidak dapat dipungkiri, semakin banyak harta, semakin banyak pekerjaan yang dapat dilakukan. Namun, apakah pekerjaan yang banyak tersebut benar-benar berkenan bagi Sang Khalik?"
"Salah satu bentuk kelicikan dan ketamakan hati manusia dapat terlihat jelas jika sudah melibatkan uang."
"Ketika masalah mengancam, manusia "dipaksa" belajar dari pengalaman tersebut. Namun, ketika masalah sudah berlalu atau situasi dirasa sudah aman, maka pembelajaran itu segera dilupakan. Inilah salah satu kebodohan manusia."
"Kadangkala seseorang mengkritik lawannya dengan cara seolah-olah berbicara pada orang lain, tetapi sebenarnya ditujukan kepada orang yang sedang dibencinya agar dia juga mendengar."
"Pilihan dan penilaian kita dapat berakibat fatal jika tidak melibatkan Sang Khalik dalam mengambil keputusan."
"Sekilas gambaran tentang surga atau neraka sudah tampak sejak di dunia sekarang ini."
"Untuk memperoleh pahala, ada orang yang 'memperalat' orang miskin atas nama sedekah."
"Untuk memperoleh keuntungan, ada orang yang 'memperalat' kebaikan hati orang lain."
"Tindakan atau perbuatan baik seseorang adalah ekspresi imannya yang benar kepada Sang Khalik."
"Hidup di dunia sekarang ini hanya titipan, bukan milik kita. Pada suatu hari akan dikembalikan kepada Sang Empunya Kehidupan, Sang Khalik."
"Orang yang sukses adalah seseorang yang mengasihi Sang Khalik dengan sepenuh hatinya dan mengasihi sesamanya manusia."
"Perasaan iri membuat kita membenci sesama."
"Dalam kemeriahan sebuah pesta sekalipun, perasaan senang dapat tiba-tiba hilang dalam sekejap hanya karena melihat orang yang dibenci ada di sana."
"Setiap insan dihadirkan oleh Sang Khalik di dunia ini untuk suatu tugas tertentu."
"Kebaikan Sang Khalik yang sudah dinikmati seseorang sepanjang hidupnya dapat terlupakan dalam sekejap hanya karena pahitnya penderitaan yang sedang dirasakan saat ini."
"Seseorang dapat saja bertahan dalam berbuat baik karena takut kehilangan nikmat rezeki yang sudah diterimanya."
"Kebaikan manusia apapun tidak dapat memenuhi standar kesucian Sang Khalik."
"Seperti manusia tidak dapat membangkitkan tubuhnya sendiri jika sudah mati, demikian juga manusia tidak dapat menghidupkan rohnya sendiri jika sudah mati rohani. Di luar Sang Khalik, manusia pasti binasa tubuh, nyawa, jiwa, dan rohnya."
"Manusia tidak boleh berpikiran bahwa dirinya sedang memiutangi Sang Khalik karena sebuah perbuatan baik yang sedang dilakukannya. Sebaliknya, manusialah yang sebenarnya berhutang pada Sang Khalik atas keselamatan dan segala berkat yang diterima dari pada-Nya."
"Berbicara mengenai Sang Khalik berbeda dengan berbicara kepada Sang Khalik."
"Pada saat menderita, seseorang cenderung tidak melihat Sang Khalik. Namun sebenarnya, penyertaan Sang Khalik nyata adanya dalam kebahagiaan maupun penderitaan."
"Ternyata aku lebih salah daripada apa yang kuanggap salah dan tidak lebih benar daripada apa yang kuanggap benar."
"Perbuatan baik dapat menjadi beban yang berat dan melelahkan jika hal itu adalah satu-satunya syarat untuk mendapatkan keselamatan akhirat. Sebaliknya, perbuatan baik dapat menjadi korban syukur bagi seseorang yang telah menerima dan mengalami kasih anugerah keselamatan yang telah diberikan oleh Sang Khalik."
"Seseorang dapat saja secara rutin memberi persembahan sebagai aktivitas ritual belaka, tetapi telah kehilangan makna di dalamnya."
"Manusia berkorban bagi Sang Khalik, itu sudah seharusnya dan sepatutnya. Namun, jika Sang Khalik yang berkorban bagi manusia, nilainya tidak terhingga dan kekal abadi."
"Manusia dengan kekuatannya "sibuk" membangun citra diri agar terlihat lebih unggul dari sesamanya. Padahal, Sang Khalik-lah yang sebenarnya memberikannya dengan kasih yang berlimpah."
"Manusia yang sedang mengasihani dirinya sendiri (self-pity) umumnya berubah menjadi egois (self-centered)."
"Agar tidak kecewa dan putus asa, manusia harus mengerti dan menyadari bahwa tidak selalu semua permintaannya akan dikabulkan oleh Sang Khalik. Justru ketika seluruh permintaan semua manusia dikabulkan, maka akan betapa kacau-balaunya dunia ini akibat egoisme masing-masing individu."
"Jika bukan Sang Khalik yang masih menopang 'pilar-pilar' dunia sampai saat ini, maka bumi ini pasti sudah hancur (kiamat). Demikian juga, jika bukan Sang Khalik yang masih menopang hidup manusia dalam kasih dan rahmat-Nya, maka hidup kita pasti sudah hancur."
"Jika melihat sesamanya jatuh dalam dosa, janganlah merasa diri lebih benar dan suci. Seseorang mungkin belum berdosa tentang hal yang sama karena potensi dosa dalam dirinya belum terpicu keluar."
"Karena kesabaran-Nya, Sang Khalik masih mengijinkan hal-hal jahat terjadi di dunia ini. Namun, karena keadilan-Nya, Dia tidak akan membiarkannya terus-menerus. Akan ada harinya semua akan disudahi dan dihukum."
"Pada saat Anda memberikan pujian yang nampaknya berlebih-lebihan kepada seseorang bahkan kepada Sang Khalik, ujilah motivasi hati Anda di baliknya. Jangan-jangan...."
"Segala macam bentuk pemberian manusia melalui persembahan, sedekah, donasi, dan bantuan lain apapun yang tidak dipimpin oleh Roh Hikmat Bijaksana dari Sang Khalik akan berujung pada kekecewaan."
"Manusia perlu didisiplin agar jalan hidupnya tetap lurus di hadapan Sang Khalik."
"Sudah ditindas dan mengalami penderitaan pula, tetapi masih harus mengampuni. Ini adalah hal tersulit dan mustahil bagi seseorang tanpa pertolongan Sang Khalik."
"Suara hati sendiri belum tentu benar karena sudah cemar. Tidak dapat sepenuhnya diikuti. Suara hati manusia barulah benar jika diterangi dan dipimpin oleh Roh Sang Khalik yang Kudus."
"Manusia cenderung berbuat dosa jauh lebih cepat dan banyak daripada berbuat baik. Oleh karenanya, perbuatan baik manusia tidak akan dapat melunasi hutang-hutang dosanya sendiri."
"Karena natur manusia adalah lemah, melarat, dan kekurangan banyak hal yang baik, maka perlulah ia menaikkan doa senantiasa kepada Sang Khalik."
"Manusia pada dasarnya bukan siapa-siapa dan tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Sang Khalik."
"Manusia tidak akan mampu dan tidak dapat mengubah karakter buruknya sendiri. Hanya Sang Khalik yang dapat. Oleh karena itu, mendekatlah pada-Nya selalu."
"Manusia cenderung mau menjadi penguasa dan hakim bagi sesamanya."
"Ada orang yang berpura-pura tidak tahu untuk membenarkan dirinya."
"Ada orang yang memperdalam ilmu pengetahuan dan ketrampilannya hanya karena iri hati."
"Karena manusia diciptakan untuk kekekalan, maka hal-hal sementara di dunia ini tidak akan dapat memuaskan jiwanya. Oleh sebab itu, hanya Pribadi Sang Khalik yang Maha Kekal yang dapat memuaskan dahaga jiwa manusia."
"Mengetahui dan melakukan yang benar. Itulah yang dituntut Sang Khalik bagi setiap manusia ciptaan-Nya."